Pernyataan Front Oposisi Rakyat Indonesia (FOR-Indonesia) Dalam Rangka Memperingati
Gugurnya Marsinah
Jadikan Marsinah Sebagai Pahlawan Buruh Indonesia!
Jadikan Hari Gugurnya Marsinah di Tanggal 8 Mei
Sebagai Hari Perjuangan Buruh Perempuan Indonesia!
Front Oposisi Rakyat Indonesia (FOR-Indonesia) menyerukan kepada seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Buruh Indonesia, bahkan lebih jauh dari itu, menjadikan tanggal gugurnya Marsinah, yaitu 8 Mei, sebagai Hari Perjuangan Buruh Perempuan Indonesia. FOR-Indonesia juga menyerukan perwujudan perlindungan sosial bagi seluruh rakyat tertindas, termasuk korban pelanggaran HAM.
Pada tanggal 9 Mei 1993, di sebuah gubuk di Hutan Wilangan, Nganjuk, ditemukan sebuah mayat yang terkapar dengan kondisi sangat mengenaskan. Vaginanya hancur, tulang panggul dan lehernya hancur, perutnya luka tertusuk sedalam 20 sentimeter, sekujur tubuhnya penuh memar, lengan dan pahanya lecet. Dialah Marsinah, buruh pabrik PT Catur Putra Surya, yang saat itu sedang berjuang bersama kawan-kawannya untuk perbaikan nasib. Mereka menuntut kenaikan upah sesuai UMR, cuti haid, cuti hamil, perhitungan upah lembur, dan pembubaran unit kerja SPSI yang dianggap tidak mewakili kepentingan buruh. Nyawa Marsinah pun kemudian dihilangkan dan tubuh serta seksualitasnya dihancurkan. Kolaborasi jahat modal, tentara dan patriarki, yang menghendaki stabilitas politik dan ketundukkan kaum perempuan demi akumulasi modal, tidak bisa mentolerir buruh perempuan yang berlawan.
Tujuh belas tahun sudah lewat sejak peristiwa itu. Sudah ada sedikit keterbukaan politik, meski rakyat masih diposisikan sebagai penonton dari sepak-terjang elit politik yang korup. Kuasa modal, yang ditopang oleh rezim neoliberal SBY-Boediono, juga masih mencengkeram negeri ini. Nasib kaum buruh perempuan dari dulu sampai sekarang masih sama saja—kalau bukan tambah parah. Mereka masih menghadapi persoalan PHK dan upah murah, ditambah dengan outsourcing dan kerja kontrak yang marak setelah masa reformasi. Dan karena harga makanan serta bahan bakar terus naik, kaum buruh perempuan pun ditekan untuk mencari penghasilan tambahan dengan masuk ke sektor informal, termasuk di dalamnya melakukan pekerjaan seks. Yang terkena PHK pun dipaksa mengurangi konsumsi makanan mereka dan anak-anak mereka. Dan ketika mereka berlawan untuk memperoleh hak-hak mereka, perlawanan itu dihadapi oleh pemodal dengan pemberangusan serikat.
Di tengah kondisi yang sulit seperti ini, pengorbanan dan karya agung Marsinah bisa menjadi keteladanan dan inspirasi bagi rakyat tertindas Indonesia, khususnya kaum buruh perempuan, yang masih harus melawan kapitalisme dan patriarki beserta dengan segala anteknya. Marsinah adalah lambang dari perlawanan kaum tertindas dan kemanusiaan vis à vis kolaborasi jahat pemodal, patriarki dan negara kapitalis beserta dengan segala aparatus represifnya. Oleh karena itu, FOR-Indonesia menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memperjuangkan Marsinah sebagai Pahlawan Buruh Indonesia dan Tanggal Gugurnya Marsinah, yaitu 8 Mei, sebagai Hari Perjuangan Buruh Perempuan Indonesia. FOR-Indonesia juga menyerukan perlunya perlindungan sosial bagi seluruh rakyat tertindas Indonesia, termasuk korban pelanggaran HAM. Begitu pula, FOR-Indonesia tetap mengingatkan perlunya ganti rezim, ganti sistem, karena hanya dengan menghancurkan rezim neoliberal dan membangun pemerintahan rakyat pekerja, kesejahteraan dan demokrasi yang sejati bisa terwujud.
Jadikan Marsinah Sebagai Pahlawan Buruh Indonesia!
Jadikan Hari Gugurnya Marsinah di Tanggal 8 Mei
Sebagai Hari Perjuangan Buruh Perempuan Indonesia!
Ganti Rezim, Ganti Sistem!
Jakarta, 8 Mei 2010
Salam Oposisi,
Front Oposisi Rakyat Indonesia (FOR-Indonesia)
Kontak Person (Juru Bicara FOR-Indonesia):
Anwar Ma'ruf (081210590010)
Erwin Usman (08158036003)
Ajeng K. Ningrum (0818724704)
0 komentar:
Posting Komentar